OLEH : Drs. Cukup Wibowo , M.Pd
Pada alam kita belajar. Karena alam adalah ruang belajar yang tiada habis-habisnya bagi makhluk hidup di dunia. Pada setiap apa yang terjadi, dan bahkan untuk yang belum terjadi sekalipun alam menjadi ruang pembelajaran yang luar biasa tentang arti persekutuan, interaksi, dan persenyawaan yang membawa kemanfaatan yang tak terbantahkan. Oleh sebab itu, tak ada satu pun jiwa yang tak berikat dengan lainnya.
Begitu juga dengan tubuh. Saling menyatukan diri dalam kehendak yang sama adalah realitas interaktif yang tak bisa dielakkan. Tubuh yang interaktif adalah tubuh yang antusias. Namun begitu, antusiame itu bukan sekedar memenuhi anjuran atas pentingnya tubuh dalam menjalin interaksi dengan tubuh lainnya, lebih dari itu, ia adalah ikhtiar kebaikan yang kelak membuahkan pesona karena telah melakukan tindakan yang berefek positif pada lainnya.
Sebagai apapun kita, menjadi pribadi yang bersemangat (antusias) pada gilirannya akan membuat kita memperoleh kemanfaatan banyak hal. Satu di antara yang pasti dalam kemanfaatan itu adalah tubuh menjadi lebih sehat karena pergerakan tubuh yang baik akan dengan sendirinya menciptakan keseimbangan jiwa dan raga.
Antusiasme bukanlah bakat. Ia juga bukan takdir untuk menggambarkan keniscayaan tubuh. Antusiasme adalah kebersediaan diri untuk mau menjadi bagian dari bagaimana kolektivitas memproduksi kemanfaatan. Diri adalah unsur dari terbangunnya kebersamaan. Diri tak bisa sendiri bila kita sadari bahwa kehidupan ini tak ubahnya orkestra kepentingan yang oleh bertemunya maksud akan bisa menghasilkan irama yang padu untuk menyuarakan kebermanfaatan yang menyenangkan.
